Rabu, 13 Desember 2017

Asal usul musik saluang

NAMA : LASTRI SIHOMBING
NIM : 2171142008
Asal usul dan fungsi alat musik saluang minangkabau
Pertunjukan saluang minang
Alat musik tradisional khas sumatera barat – Saluang adalah salah satu alat musik tradisional Minangkabau, Sumatera Barat. terbuat dari bambu tipis atau talang. Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai.

Pertama kali Munculnya Alat Musik Saluang adalah dinagari Singgalang Kabupaten Tanah Datar oleh salah seorang penduduk Nagari Singgalang yang bernama ‘si Kalam’. Pada saat menemukan alat musik ini berawal dari ide membuat alat bunyi-bunyian sebagai alat untuk mengungkapkan isi perasaan untuk mengisi waktu – waktu senggang. Akhirnya ide ‘si kalam’ ini berkembang terus menjadi sebuah alat kesenian yang mempunyai nilai tersendiri dan menjadi kegemaran masyarakat di sekitarnya.

Saluang termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Pada bagian pangkalnya terdapat empat buah lobang nada, pada bagian ujung saluang terdapat suai sebagai tempat meniup.

Cara membuat alat musik saluang

Seperti jenis seruling pada umumnya, alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai, namun dalam pembuatan alat musik ini lebih sederhana, yaitu :

Panjang : 40-60 cm dengan diameter 3 sampai 4 meter dan tebal kurang dari 1 mm, untuk lubangnya, kita cukup membuat 4 lubang saja, agar dapat menghasilkan nada yang bagus, lubang dibuat bulat sempurna dengan ukuran garis tengah 0.5 cm.
Untuk bagian atas dan bawahnya dibiarkan berongga atau berlubang, bagian atas berfungsi untuk meniup dan bawah berfungsi unuk tempat keluarnya udara, hal ini merupakan salah satu yang membedakan pembuatan seruling biasa dan saluang, pada bagian atas atau tempat untuk meniupnya dibuat meruncing sekitar 45 derajat sesuai ketebala bambu atau talang tersebut.
Masyarakat minang menyebut dengan istilah Suai.  untuk membaut luabng, anda harus menghitung jarak 2/3 dari panjang keseluruhan saluang, yang dihitung dari bagian atas, disitulah lubang pertama dibuat, sedangkan untuk luabng kedua dan ketiga, dibuat dengan jarak yang sama dari lubang ke lubang dengan jarak setengah lingkaran rongga bambu.

Cara memainkan alat musik saluang
Hal yang utama dalam memain kan saluang ini adalah cara meniup dan menarik nafas secara bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus (circular breathing). Teknik yang dinamakan manyisiahango kini dapat dikuasai dengan latihan yang berkesinambungan. Jangan lupa tiuplah dari bagian atas yang telah di runcingkan atau di suai agar nyaman dan mudah mengatur posisi mulut dengan posisi ujung saluang berada pada samping bibir. Selain itu, kekhasan dan keunikan alat musik ini terdapat pada gaya memainkan saluang yang berbeda-beda. Setiap daerah di Minangkabau memiliki cara tersendiri dalam hal meniup saluang. Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan sendiri cara meniup saluang. Hal inilah yang menyebabkan keragaman gaya meniup dan memainkan saluang. Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah adalah nama daerah sekaligus nama gaya dalam meniup saluang. Gaya Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Ratok Solok dari daerah Solok menjadi gaya yang paling sedih di telinga.

Dimanakah kita bisa mnikmati alunan musik ini? Perkawinan, batagak rumah, batagak pangulu, dan lain-lain merupakan acara yang biasa menyuguhkan permainan musik ini. Apabila kita ingin menikmati permainan saluang ini, hendaknya datang ke acara tersebut setelah salat Isya dan baru akan berakhir menjelang subuh. Dendangan para dara-dara cantik Minang bisa menjadi daya tarik tersendiri. Selain kelihaian para pemainnya, dendangan saluang sendiri berisikan pesan, sindiran, dan juga kritikan halus. Dendangan tersebut dapat mengembalikan ingatan si pendengar terhadap kampung halaman ataupun terhadap kehidupan yang sudah, sedang, dan akan dijalani.

Berikut judul-judul lagu saluang yang banyak dikenal di masyarakat Minangkabau, antara lain: Ambun Pagi, Lubuak Sao, MuaroLabuah, Padang Magek, Ratokkoto Tuo, dan Ratok Solok


Tidak ada komentar:

Posting Komentar