Minggu, 03 Desember 2017

SEJARAH MUSIK INDONESIA

TAUFAN RIDHO NUGRAHA
NIM :2171142022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Musik Tradisional

Musik yang telah lama hidup dan berkembang di Negara Indonesia yang tercinta ini, diciptakan
oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan memiliki nsifat turun-temurun secara tradisional dari generasi
yang satu kegenerasi berikutnya. Dari proses pewarisan yang turun temurun inilah musik jenis ini hidup
dan berkembang sampai saat ini. Musik-musik ini sering disebut dengan istilah musik tradisioal yang
tersebar di seluruh Indonesia. Karena musik tradisional yang ada di Indonesia merupakan hasil karya
cipta setiap suku bangsa (Batak, Dayak, Mentawai, Papua, Riau, Sunda, Jawa, Bali, dan sebagainya) yang
hidup di bumi ini. Maka banyaknya jenis musik yang ada di tentukan oleh jumlah suku bangsa Indonesia
yang cukup banyak. Selain itu, setiap suku bangsa yang hidup di Indonesia memiliki jenis musik yang
berbeda dengan musik yang berkembang pada suku-suku bangsa lainnya di Negeri ini. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa musik tradisional adalah merupakan kekayaan dan cirri khas dari masyarakat suku
dan daerah pemiliknya.
Berdasarkan jenisnya musik terbagi menjadi dua, yaitu musik tradisional dan musik modern.
Musik tradisional disebut juga misik daerah , yaitu merupakan jenis mUsik yang muncul atau lahir dari
budaya daerah secara turun temurun. Biasanya lirik lagu tradisional bersifat sederhana. Demikian pula
dengan peralatan yang digunakan masih bersifat sederhana, seperti gamelan, angklung, dan rebana.
Hampir setiap daerah di wilayah nusantara memiliki musik daerah atau musik traisional dengan
lagu serta peralatan yang berbeda-beda. Pada numumnya, musik daerah di Indonesia masih sedrhana dan
kental dengan unsure kedaerahannya.
1.2.Rumusan Masalah
a.       Jelaskan pengertian dan fungsi dari musik tradisional ?
b.      Sebutkan Unsur dan elemen dalam musik tradisional?
c.       Sebutkan karya-karya musik tradisional ?
d.      Sebutkan keunikan dan karakteristik musik tradisional ?
e.       sebutkan alat-alat musik tradisional ?
f.       Sebutkan beberapa syair lagu musik tradisional ?

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah agar para pembaca makalah ini bisa lebih
mengerti Musik tradisional dan berharap banyak bisa menjaga kekayaan seni musik tanah air.
1.4.Manfaat Penulisan
a.       Agar bisa mengerti pengertian dan fungsi dari musik tradisional.
b.      Supaya bisa mengerti Unsur dan elemen dalam musik tradisional.
c.       Untuk mengetahui apa saja karya-karya musik tradisional.
d.      Agar bisa mengetahui keunikan dan karakteristik musik tradisional.
e.       Bisa mengenal alat-alat musik tradisional.
f.       Bisa mengetahui beberapa syair lagu musik tradisional.
1.5.Metode Penulisan

Dalam proses pengumpulan data – data untuk penulisan makalah ini, harus menggunakan
beberapa metode penulisan, untuk mendapatkan data yang akurat dan sesuai.
a.       Studi Kepustakaan
Yaitu kegiatan pengumpulan data-data yang berhubungan dengan tugas akhir baik dari membaca buku,
juga naskah lainnya di perpustakaan.
b.      Internet
Yaitu kegitan untuk mengumpulkan data informasi yang dilakukan dengan cara mengambilkan data dari
internet .

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1.Pengertian dan Fungsi Musik Tradisional
a.   Pengertian Musik Tradisional
            Musik tradisional adalah musik yang berkembang di daerah sekitar musik itu berasal.
Contoh di Indonesia adalah musik gamelan.

            Musik tradisional disebut juga musik daerah, yaitu merupakan jenis musik yang muncul
atau lahir dari budaya daerah secara turun-menurun.
b.   Fungsi Musik Tradisional
Ø  Fungsi Individual

Melalui musik seseorang dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gejolak jiwa,
perasaan, atau kegalauan yang terpendam dalam dirinya. Melalui syair lagu yang diubahnya,
seniman musik dapat mengkritik atau memprotes kondisi yang ada dilingkungannya, serta dapat
pula mengungkapkan rasa cinta dan kekagumannya terhadap sesame manusia, alam, dan sang
pencipta. Jadi seni apapun termasuk seni musik yang dapat dipakai sebagai media ekspresi yang
dapat membaerikan kepuasan batin bagi pencipanya.
Ø  Fungsi Sosial

Musik memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia. Hal itu dapat kita saksikan
dimana musik sering diperdengarkan pada sebuah upacara adat, upacara kenegaraan,
penyambutan tamu, pesta, dan lain-lain. Apakah yang akan terjadi apabila suatu pesta rakyat
tanpa musik? Tentunya pesta itu tidak akan meriah. Sebuah pertunjukan tari akan kacau apabila
secara tiba-tiba musik yang mengiringinya berhenti ditengah jalan. Hal yang sama akan terjadi

pada gereja tanpa lonceng atau litany, atau masjid tanpa bedug. Hal tersebut tentunya akan
kehilangan roh kekhidmatannya.
Bagi masyarakat, kehadiran seni musik memiliki bermacam-macam fungsi social,
diantaranya sebagai berikut.
Ø  Media Rekreasi atau Hiburan

Sebuah pagelaran musik ternyata mampu menciptakan kondisi tertentu yang bersifat
penyegaran dan pembaruan kondisi yang telah ada. Dalam hal ini, musik memasuki psikologi
kegembiraan massa sehingga mampu menghilagkan perasaan jenuh dan bosan terkurung dalam
kerutinan kehidupan. Melalui syair dan iringan musik, kita dapat menikmati keindahannya.
Ø  Media Komunikasi

Selain menggunakan bahasa verbal atau visual, jalinan komunikasi antaretnis, bahkan
antarnegara bisa dilakukan dengan seni musik. Saat ini terdapat fenomena baru dalam
mempertemukan karya pemusik tradisional dengan pemusik modern yang disebut dengan
kolaborasi. Melaliu bahasa musik, syair lagu serta alunan musik, pesan-pesan tertentu dapat
disampaikan dengan lebih indah.
Ø  Media Pendidikan

Diantara tujuan pendidikan adalah membentuk manusia berbudi pekerti luhur. Secara
filosofis titik tekannya adalah obyek nilai dan moral pada diri anak tersebut. Seni dapat
dimanfaatkan untuk membimbing dan mendidik mental serta tingkah laku seseorng agar berubah
menjadi kondisi yang lebih baik, antara lain memperhalus perasaan, bersikap santun, berprilaku
lemah lembut, bermoral mulia, dan berbudi pekerti luhur.
Ø  Media Pemujaan

Musik (vocal) memainkan peranan penting alam kegiatan beribadah atau kegiatan
keagamaan, seperti pemujaan kepada kepada sang Pencipta seperti yang dilakukan di Pura,
Gereja, atau Masjid. Dalam agama islam, lagu-lagu pujian banyak diiringi dengan pukulan
rebana, sedangkan di Gereja didiringi dengan piano, gitar atau alat msik lainnya.
2.2.Unsur-Unsur Dan Elemen Musik Tradisional
a.       Nada

Nada atau tangga nada dalam istilah jawanya disebut laras. Tangga nada/laras jawa
menggunakan tangga nada pentatonis (lima nada), yaitu laras pelog (ji, mi, pat, mo, tu,) dan laras
slendro (ji, ro, lu, mo, nem).
Nada-nada pelog bernuansa sejuk, lembut. Sedangkan nada-nada slendro bernuansa
meriah dan riang.
b.      Irama

Irama adalah ketukan yang teratur. Dalam gamelan jawa ada beberapa tingkatan irama,
seperti lancer, tanggung, dadi, wiled, dan rangkep. Sama halnya dengan irama musik modern, ada
pop, rock, slow rock, pop ballad, dan sebagainya.
c.       Melodi

Melodi adalah rangkaian nada yang disusun sedemikian rupa sehingga enak didengar.
 Contoh melodi sederhana:  1 3 1 3 4 5 5 . 7 1 7 1 7 5 . 0
d.      Harmoni

Harmoni adalah elemen musik yang didasarkan atas penggabungan nada-nada menurut
aturan-aturan tertentu dalam hubungan secara vertikal. Bila harmoniya terdiri atas tiga nada atau
lebih, maka disebut akord. Misalkan akord C = do, mi, sol. Akord G= sol, si, re.
e.       Dinamika

Dinamika merupakan keras-lembutnya lagu yang dinyanyikan. Sebuah lagu ada kalanya
dinyanyikan dengan lembut, ada pula yang dinyanyikan dengan keras, menyesuaikan dengan isi
lagu yang disampaikan penyanyi. Istilah jenis-jenis dinamika pada musik non tradisional:
Ø  Sangat Keras            =  Fortissimo          (ff)
Ø  Keras                        =  Forte                   (f)
Ø  Sedang                     =  Mezzoforte         (mf)
Ø  Lembut                     =  Piano                  (p)
Ø  Lebih Lembut          =  Pianissimo          (pp)
f.       Tempo

Tempo diartikan cepat lambatnya lagu yang dinyanyikan. Dahulu, pada partitur lagu
tradisional daerah tidak dicantumkan tanda temponya. Namun setelah masuknya musik
mancanegara, ada beberapa istilah dalam tempo lagu seperti largo=lambat, moderato=sedang,
allegro=cepat, dan sebagainya.
2.3.Karya-Karya Musik Tradisional
            Musik tradisional merupakan kekayaan budaya dan identitas setiap daerah dan bangsa di
belahan nusantara. Setiap daerah memiliki ciri khas musik tersendiri. Musik tradisional juga
dinamakan musik daerah.
Berdasarkan sifat dan keberasalannya, musik tradisional Nusantara dapat dibagi menjadi
dua, yaitu :
1.      Musik Rakyat
            Musik Rakyat merupakan musik daerah yang lahir dan diolah oleh masyarakat pedesaan,
hidup   dan berkembang di tengah-tengah rakyat, disukai dan tersebar sampai ke rakyat
jelata.Ciri utama musik rakyat yaitu memiliki bentuk dan teknik sederhana serta tidak dikenal
penciptanya (NN = no name). Tema musik rakyat banyak mengambil darikehidupan sehari-hari
masyarakat. Contoh musik rakyat misalnya musik untuk pernikahan, kematian, berladang
berlayar, dan sebagainya.
2.      Musik Klasik
            Musik tradisional klasik merupakan musik rakyat pilihan yang dikembangkan di pusat-
pusat pemerintahan masyarakat lama seperti ibukota kerajaan atau kesultanan.Fungsi musik
klasik yaitu diterapkan pada upacara-upacara kerajaan. Musik ini telah tertata dengan aturan-
aturan yang baku seperti, pemakaian notasi, syair, penggayaan vokal (cengkok).
Instrumen musik di beberapa daerah :
Ø  Musik Daerah Jawa Tengah : Gamelan Jawa
Ø  Musik Daerah Bali : Gamelan Bali
ü  Celempungan ; instrumennya berupa celempungan (bambu besar yang diberi dawai), kecapi, rebab,
gendang, gong.
ü  Kliningan ; alat musik berupa gamelan dan seperangkat gendang.
ü  Calung ; alat musik berupa seperangkat bambu yang dipukul.
ü  Angklung ; alat musik dari bambu yang cara memainkannya dengan dikocok.
ü  Tarling ; instrumennya bermula dari gamelan bambu dan kecapi, lalu meningkat menjadi gamelan
besi atau perunggu, gitar, dan suling. Nama tarling diambil dari singkatan gitar dan suling.
Ø  Musik Daerah Jakarta
ü  Gambang Kromong ; instrumennya terdiri dari biola, rebab, bonang, krecek, gendang, gong,dan
gambang.
ü  Tanjidor ; instrumennya berupa terompet dan bas drum.

            Siapa yang pernah tahu berapa jumlah pasti alat musik tradisional Indonesia.  Sungguh
sebuah kekayaan intelektual milik budaya Indonesia yang tak ternilai harganya.  Namun dilain
pihak banyak pula yang tidak mengetahui bahkan sama sekali belum pernah mendengar alat
musik tradisional tersebut dimainkan, ditengah derasnya industri musik modern alat musik
tradisional ini semakin terpinggirkan.
            Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam
dari berbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia
‘dicuri’ oleh negara lain untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri
dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia.
2.4.Keunikan Musik Dan Karakteristik Musik Tradisional

Tiap-tiap daerah memiliki keunikan dalam seni musiknya. Keunikan atau ciri khas
tersebut dapat dilihat dari instrumenn,melodi,ritme,harmoni,warna,maupun bangunan karya
musik etnis nusantara adalah "kenthongan". Berikut ini jenis-jenis seni musik tradisional dan ciri
khasnya :
a.      Gamelan Jawa

Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal yang sering
disebut dengan istilah karawitan. Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit berarti
rumit,berbelit-belit,tetapi rawit juga berarti halus,cantik,berliku-liku dan enak. Kata Jawa
karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan,musik Indonesia yang
bersistem nada non diatonis(dalam laras selendro dan pelog) yg garapan-garapannya
menggunakan sistem notasi,warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet dan aturan garap dalam
bentuk sajian instrumentalia, vokalia,dan campuran yg indah didengar.
b.      Gamelan Bali

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan
metalofon,gambang,gendang,dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya/alatnya,yang
mana merupakan satu kesatuan utuh yg diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan
sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yg berarti memukul/menabuh,diikuti akhiran an yg
menjadikan kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat dipulau Jawa,Madura,Bali,dan
Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat
ini,dan di Jawa lewat abad ke-18,istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
c.       Gambang Kromong

Sebutan Gambang Kromong di ambil dari nama dua buah alat perkusi,yaitu gambang dan
kromong. Bilahan gambang berjumlah 18 buah,biasa terbuat dari suangking,huru batu atau kayu
jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau
besi,berjumlah 10 buah(sepuluh pencon). Orkes Gambang Kromong merupakan perpaduan yg
serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Tionghoa. Secara fisik unsur Tionghoa tampak
pada alat-alat musik gesek yaitu Tehyan,Kongahyan,dan Sukong,sedangkan alat musik lainnya
yaitu gambang,kromong,gendang,kecrek,dan gong merupakan unsur pribumi. Perpaduan kedua
unsur kebudayaan tersebut tampak pula pada perbendarahaan lagu-lagunya.

d.      Tajidor

Tajidor adalah sebuah kesenian Betawi yg berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai
sejak abad ke-19. Alat-alat musik yg digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat musik
tiup,alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi. Biasanya kesenian ini digunakan untuk
mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini diadakan

di suatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes.
Kesenian Tajidor juga terdapat di Kalimantan Barat,sementara di Kalimantan Selatan sudah
punah.
e.       Kolintang

Kolintang adalah alat musik khas daerah Sulawesi Utara. Kolintang berasal dari Minahasa.
Kolintang terbuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat seperti telur,bandaran,wenang,kanikik
kayu cempaka,dan yang mempunyai konstruksi fiber paralel. Nama kolintang berasal dari suara
tong(nada rendah),ting(nada tinggi),dan tang(nada biasa). Dalam bahasa daerah,ajakan "Mari kita
lakukan TONG TING TANG" adalah "Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya
berubah menjadi kata kolintang.
f.       Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yg berasal dari Tanah Sunda,terbuat
dari bambu,yang dibunyikan dengan cara digoyangkan(bunyi disebabkan oleh benturan badan
pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yg bergetar dalam susunan nada 2,3,sampai 4 nada
dalam setiap ukuran,baik besar maupun kecil. Laras(nada) alat musik angklung sebagai musik
tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
2.5.Alat-Alat Musik Tradisional
Beberapa Alat Musik Tradisional Indonesia
a.      Tanjidor

Tanjidor adalah salah satu musik tradisional Betawi yang sekarang sudah mulai jarang
ditemukan. Tanjidor adalah salah satu jenis musik yang banyak mendapat pengaruh dari musik
Eropa. Kata "tanjidor" adalh kata dalam bahasa Portugis tangedor, yang artinya "alat - alat
musik berdawai". Dalam kenyataanya, arti kata tanjidor tidak sesuai dengan alat - alat musik yang
dimainkan, dalam tanjidor, alat - alat musik yang dimainkan kebanyakan adalah alat musik tiup
seperti, karinet, trombon, piston, seksofon. Secara lengkap instrumen musik yang digunakan
dalam orkes tanjidor adalah klarinet, pistone, trombon, terompet, seksofon tenor, seksofone bass,
drum, simbal, side drum. Biasanya pemain tanjidor terdiri dari 10 - 7 orang pemain musik dan 1 -
2 orang penyanyi. Musik yang muncul pada abad ke-18 ini, pada zaman dahulu sering dimainkan
oleh para sekelompok petani yang menghabiskan waktunya setelah musim panen. Mereka
biasanya menunjukan kebolehan mereka dengan cara mengamen dari rumah ke rumah, dari
restoran ke restoran.
Pada zaman dahulu tanjidor juga sering ditampilkan dalam acara - acara besar, seperti
acara Hari besar islam, parayaan cina yang sering disebut "Cap Go Meh", atau bisa ditemukan
juga pada hari sedekah bumi yang menjadi tradisi masyarakat petani Cirebon. Namun pada akhir
- akhir ini musik tanjidor sudah jarang sekali ditampilkan, munkin hanya sesekali saja, biasanya
untuk sekarang - sekarang ini tanjidor hanya ditampilkan pada waktu Penyambutan tamu agung,
Perhelatan/pengarakan pengantin. Adapun lagu - lagu yang sering dimainkan dalam orkes
tanjidor adalah Kramton dan Bananas (yang merupakan lagu Belanda), Cente Manis, Keramat
Karam, Merpati Putih, Surilang. Adapun lagu yang terkenal adalah Warung Pojok.
b.      Rinding

Alat Musik Tradisional Desa Beji Desa Beji memiliki alat musik tradisional yang bernama
Rinding. Masyarakat Desa Beji meyakini bahwa Rinding merupakan alat musik warisan para
leluhur, khususnya Kecamatan Ngawen dan sekitarnya.Bahan baku Rinding adalah bambu.
Rinding berukuran panjang sekitar 20 centimeter dan lebar sekitar 5 centimeter. Untuk
menghasilkan suara, Rinding dimainkan dengan cara ditempelkan di mulut dan ditiup. Bunyi

musik akan tercipta dengan menarik tali berulang-ulang sesuai nada. "Tidak semua orang dapat
memainkan Rinding. Orang tua kami mengatakan bahwa Rinding merupakan alat musik untuk
menghormati arwah para leluhur," kata Sudiyo (70), sesepuh pengelola Hutan Wonosadi. Rinding
hanya dimainkan pada saat acara Sadranan di Hutan Wonosadi. Sadranan merupakan ritual yang
dilakukan setahun sekali setelah panen.(BJ-33)
c.       Rebana

Rebana merupakan alat music islami, terbuat dari papan kayu pilihan, dibulatkan dengan
pisau khusus dan dilobangi dengan mesin bubut dengan desain khusus pula. Pada sisi sebelahnya
dipasang kulit yang sudah dikeringkan dan disamak putih.
 Eksistensi Rebana di desa Kaliwadas, kecamatan Bumiayu, Jawa tengah berawal dari
keuletan Bapak Madali ( alm ) dan Bapak Toip sebagai pembantu dalam membuat alat music
pengiring Sholawat ini pada tahun 1950-an. Saat itu pembuatan rebana boleh dibilang masih
sebagai pengisi waktu luang disela – sela kesibukan mereka bertani. Pembeli serta penikmat
suaranya yang khas pun masih terbatas orang – orang berusia tua dan di daerah terdekat saja.
Jenis rebana saat itu hanya ada 2 macam :

Ø  Rebana Syaraka dengan diameter 38 – 39 cm, tinggi 10 cm terbuat dari kayu mangga, laban hingga
sawo dan
Ø  Rebana Jawa Klasik yang terbuat dari kayu kelapa ( Glugu ) sebagai adaptasi alat music yang
konon dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga.
Tahun 1970-an H. Sulaiman ( alm ) seorang pengusaha dari Tasikmalaya yang membuka
tokoh aksesoris dari kerang – kerang laut di jalan pasar ikan, Jakarta datang berkunjung. Beliau
sempat tertarik melihat ketekunan dan kerajinan Bapak Toip yang notabene ayah kami dalam
membuat  rebana sehingga kemudian mengajaknya membuka usaha sendiri dan memberinya
modal yang kelak menjadi modal gratis !
Kemudian dari tokoh dengan nama “Setia” inilah kemudian rebana dikenal luas. Puncak
kejayaannya terjadi pada tahun 1999 hingga sekarang.
d.      Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal ( bernada ganda ) yang secara tradisional
berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di pulau Jawa bagian Barat. Alat music ini
dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan ( bunyi disebabkan oleh benturan badan
pipa bambu ) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada
dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras ( nada ) alat music angklung  sebagai music
tradisi Sunda kebanyakan adalah Salendro dan Pelok.
Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi
Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
 Asal – usul
Tidak ada petunjuk sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya
telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal
penanggalan Modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relic pra – Hinduisme dalam
kebudayaan Nusantara.
Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda ( abad ke –
12 sampai abad ke – 16 ). Asal – usul terciptanya music bamboo, seperti angklung berdasarkan
pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi ( pare )
sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci
sebagai lambang dewi padi pemberi kehidupan ( hirup – hurip ). Masyarakat Baduy, yang
dianggap sebagai sisah – sisah masyarakat sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari
ritual mengawali penanaman Padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah

satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berasal dari ritus padi.
Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat dewi Sri turun kebumi agar tanaman Padi
rakyat tumbuh subur.
Jenis bamboo yang biasa digunakan sebagai alat music tersebut adalah bambu hitam ( awi
wulung ) dan bambu putih ( awu temen ). Tiap nada ( laras ) dihasilkan dari bunyi bambunya yang
terbentuk bilah ( wilahan ) setiap ruas bamboo dari ukuran kecil hingga besar.
Dikenal oleh masyarakat Sunda sejak masa Kerajaan Sunda diantaranya sebagai
pengunggah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat
masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, sebab itu pemerintah Hindia Belanda sempat
melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas
angklung menurun dan hanya dimainkan oleh anak – anak pada waktu itu.
Selanjutnya lagu – lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring
bunyi tabuh yang terbuat dari batang – batang bamboo yang dikemas sederhana yang kemudian
lahirlah struktur alat music bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Kemudian pula
pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada
penyajian angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah
pertunjukan yang sifatnya arak – arakan atau helaran, bahkan disebagian tempat menjadi iring –
iringan Rengkonh dan Dongdang serta Jampana ( usungan pangan ) dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke
Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke
Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan music bambu ini pun sempat
menyebar disana. Bahkan sejak 1966, Udjo Ngalagena_ tokoh angklung yang mengembangkan
teknik permainan berdasarkan laras – laras pelog, salendro, dan madenda_mulai mengajarkan
bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.
e.       Bonang Barung

Bonang adalah alat music yang digunakan di Jawa Gamelan. Ini adalah kumpulan gong
kecil (kadang – kadang disebut “ ceret” atau “pot” ) ditempatkan secara horizontal ke string dalam
bingkai kayu ( Rancak ), baik 1 atau 2 baris lebar. Semua ceret memiliki bos pusat, tapi
disekitarnya yang lebih rendah bernada datar yang memiliki kepala, sedangkan yang lebih tinggi
memiliki melengkung 1. Masing – masing sesuai untuk pitch tertentu dalam skala yang sesuai.
Mereka biasanya memukul dengan tongkat berlapis ( tabuh ). Bonang dapat dipalsukan terbuat
dari perunggu, di las dan dingin dipalu besi, atau kombinasi dari logam. Selain berbentuk gong
bentuk ceret, ekonomis dipalu boning yang terbuat dari besi atau plat kuningan dengan
mengangkat bos sering ditemukan di Desa Gamelan, di Suriname Gamelan gaya, dan dalam
beberapa gamelan Amerika.
Bonang barung yang bernada 1 oktaf dibawah boning panerus, dan juga secara umum
mencapai 2 oktaf, kira – kira kisaran yang sama seperti demung dan saron digabungkan. Ini
adalah salah satu instrument yang paling penting dalam ansambel, karena memberikan banyak
isyarat untuk pemain lain dalam gamelan.
Bagian – bagian yang dimainkanoleh boning barung lebih kompleks dari pada banyak
instrument dalam gamelan, dengan demikian, pada umumnya dianggap sebagai instrument
mengelaborasi. Kadang – kadang memainkan melodi berdasarkan balungan, meskipun umumnya
diubah dengan cara yang sederhana. Namun, juga dapat dimainkan pola yang lebih kompleks yang
diperoleh dengan menggabungkan barung dan panerus patters, seperti saling silih bergantinya
bagian ( imbal ) dan interpolasi dari pola melodi jerau ( sekaran ). Tunggal, i-berbentuk, baris,
boning juga merupakan instrument melodi terkemuka di Sunda Degung. Boning mirip dengan Bali
reong.

2.6.Syair Lagu Musik Tradisional
a.      Musik dan Lagu Tradisional Dari Provinsi NAD
Bungong Jeumpa
bungong jeumpa, bungong jeumpa
meugah di aceh …
bungong teuleubeh-teuleubeh indah lagoina
bungong jeumpa, bungong jeumpa
meugah di aceh …
bungong teuleubeh-teuleubeh indah lagoina
puteh kuneng , meujampu mirah
bungong si ulah indah lagoina
lam sinar buleun, lam sinar buleun
angen peu ayon ..
duroh meususon , meususon yang mala mala
mangat that mubee , meunyo tatem com
leumpah that harom si bungong jeuma
mangat that mubee , meunyo tatem com
leumpah that harom si bungong jeuma
Translate to Indo …
b.      Lagu Butet dari Sumatera Utara
Butet dipangungsian do apangmu ale butet
Damargurilla damardarurat ale butet
Damargurilla damardarurat ale butet
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
Butet sotung ngolngolan ro hamuna ale butet
Pai ma tona manang surat ale butet
Pai ma tona manang surat ale butet
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
Butet tibo do mulak au apangmu ale butet
Masunta ingkon saut do talu ale butet
Masunta ingkon saut do talu ale butet
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
Butet haru patibu ma magodang ale butet
Asa adong da palang merah ale butet
Da palang merah ni negara ale butet
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
-- -
c.       Lagu Ayam Den Lapeh Dari Provinsi Sumatera Barat
Luruihlah jalan Payakumbuah
Babelok jalan Kayu Jati
Dima hati indak kan rusuah
Ayam den lapeh, ohoi … ayam den lapeh

Mandaki jalan Pandaisikek
Manurun jalan ka Biaro
Di ma hati indak maupek
Awak takicuah, ohoi … ayam den lapeh
Reff:
Sikua capang sikua capeh
Saikua tabang sikua lapeh
Tabanglah juo nan karimbo
Ai lah malang juo
Pagaruyuang jo Batusangka
Tampek mandaki dek urang Baso
Duduak tamanuang tiok sabanta
Oi takana juo
Den sangko lamang nasi tuai
Kironyo tatumpah kuah gulai
Awak ka pasa alah usai
Oi lah malang denai
O hoi … ayam den lapeh
O hoi … ayam den lapeh
d.      Lagu Injit-Injit dari Provinsi Jambi
Jalan jalan ke Tanah Deli
Sungguh indah tempat tamasya
Kawan jangan bersedih
Mari nyanyi bersama sama
Kalau pergi ke Surabaya
Naik prahu dayung sendiri
Kalau hatimu sedih
Ya rugi diri sendiri
Naik prahu ke Pulau Sribu
Sungguh malang nasibku
Punya teman diambil orang
Ramai sungguh Bandar Jakarta
Tempat orang mengikat janji
Walau teman tak punya hati
Senang dapat bernyanyi
Reff :
Injit injit semut
Siapa sakit naik diatas
Injit injit semut walau sakit
Jangan dilepas
e.       Soleram - Provinsi Riau
Soleram
Soleram
Soleram
Anak yang manis
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merah lah pipinya

Satu dua
f.       Lir Ilir - Provinsi Jawa Tengah
Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira
Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suraka surak hiyo
Tiga dan empat
Lima enam
Tujuh delapan
Kalau tuan dapat kawan baru sayang
Kawan lama ditinggalkan jangan
g.      Bubuy Bulan - Sunda Provinsi Jawa Barat
Karangan / Ciptaan : Benny Korda
Bubuy bulan
Bubuy bulan sangray bentang
Panon poe
Panon poe disasate
Unggal bulan, unggal bulan
Unggal bulan abdi teang
Unggal poe,unggal poe
Unggal poe oge hade
Situ Ciburuy
laukna hese dipancing
Nyeredet hate
Ningali ngeplak caina
Duh eta saha nu ngalangkung
unggal enjing
Nyeredet hate
Ningali sorot socana


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Musik tradisional adalah musik yang berkembang di daerah sekitar musik itu
berasal.  Musik tradisional disebut juga musik daerah, yaitu merupakan jenis musik yang muncul
atau lahir dari budaya daerah secara turun-menurun. Musik tradisional sangat banyak fungsinya
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi individual, sosial, pendidika, agama dan lain
sebagainya. Alat Musik Tradisional ini merupakan suatu cirikhas sebuah bangsa, maka menjaga,

memelihara dan melestarikan budaya dengan alat alat musik tradisional merupakan kewajiban
dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan
dilestarikan oleh setiap suku bangsa. Alat Musik tradisional juga dapat di kolaborasikan dengan
musik moderen yang tidak kala menarik untuk di saksikan.
3.2. Saran
Alat Musik Tradisional jangan pernah di tinggalkan karena musik tradisional adalah
warisan nenek moyang suatu bangsa yang di turunkan secara turun temurun. Sebagai generasi
muda penerus bangsa, kita memiliki kewajiban dalam melestarikan budaya serta mempelajari
budaya, terutama budaya Indonesia sendiri, sehingga budaya atau tradisi yang berasal dari
Indonesia tidak hilang bersama dengan berkembangnya zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar